Langsung ke konten utama

Lelaki Penggenggam Hujan - Review


Muhammad
Lelaki Penggenggam Hujan
Penulis : Tasaro GK
16 Juli 2012, sekitar 22.00
Akhirnya buku setebal 543 halaman ini terselesaikan sudah. Rekor kurasa. Biasanya kalau dihadapkan pada buku dengan jumlah halaman ratusan, sangat sulit untuk menuntaskannya.  Setiap halamannya kubaca tidak loncat-loncat ke halaman selanjutnya. Harus diakui bahwa penulisnya memang hebat dalam merangkai setiap katanya menjadi kalimat-kalimat yang bisa bertutur secara runtut dan merangkai menjadi cerita yang mengalir sehingga pembaca ikut terhanyut mengikutinya.
Saat melihat judulnya, bahwa buku ini merupakan biografi Sang Nabi Muhammad, aku pikir , buku ini akan berat untuk dibaca, tapi ternyata dugaanku salah, buku ini lebih mudah dimengerti dan lebih masuk ke pemahaman mengenai sosok Nabi Muhammad. Harus aku akui dengan membaca buku ini, aku lebih mengenal sosok Nabi Muhammad. Yang terus terang selama ini, aku mengenal hanya melalui  buku pelajaran islam, dan buku bacaan islami lainnya tanpa mengenal pribadinya secara lebih dekat. Atau mungkin penyampaian buku ini saja yang berbeda dari buku-buku lain yang menceritakan sosok Sang Nabi.
Selain  menceritakan perjalanan Nabi Muhammad, buku ini juga mengisahkan perjalanan seorang Persia penganut ajaran Zardust yang untuk memuaskan keingintahuannya akan ramalan datangnya manusia yang akan menjadi pangeran kedamaian, Kashva, orang kepercayaan Khosrou-penguasa Persia,  harus meninggalkan kehidupan nyamannya di Kuil Sistan dan menjalani hari-harinya dalam pengejaran tentara Khosrou dan melakukan perjalanan dari Persia sampai ke Tibet untuk mencari kebenaran mengenai sosok lelaki penggenggam hujan.
Dalam buku ini juga akan diulas mengenai ramalan dalam kitab suci agama Zoroasther, Hindu, Budha dan Kristen, mengenai kedatangan sang nabi Muhammad. Yang dikemukan dengan sangat apik oleh tokoh Kasha dari setiap analisanya dari manuskrip-manuskrip kuno yang dipelajarinya dan dari setiap pertukaran pendapatnya dengan para penganut setiap ajaran.
Setelah membaca buku ini, ada pertanyaan sekaligus rasa malu dengan diri sendiri, karena sudah sejak sekolah dasar dalam pelajaran agama serta ngaji sudah diketahui bahwa Muhammad adalah Utusan Tuhan, Manusia suci yang diagungkan, yang perilakunya menjadi teladan, tapi selanjutnya berbagai pertanyaan itu muncul, apakah  sudah mengenalnya secara dekat, apakah  sudah merasuk ke dalam hati, apakah sudah melakukan pencarian serta perjalanan walaupun bukan seperti perjalanan fisik seberat yang dilakukan oleh tokoh Kashva. Apakah setidaknya sudah mulai melakukan pencarian dan perjalanan ilmu, pengetahuan akal, disertai dengan hati untuk mengenal lebih dekat dengan lelaki penggengam hujan, manusia penggenggam wahyu Tuhan yang  mendamaikan dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

NB. Matur suwun ke mbak Shalma atas pinjaman bukunya, ternyata mengena banget :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencarian ataukah Penemuan ?

Telah memasuki satu bulan rutinitas harianku dijungkirbalikkan oleh jadwal kerja yang baru. Pagi hari saat semua sibuk menuju tempat mengais rejekinya, aku pulang dengan membayangkan indahnya berada di antara pelukan bantal dan guling. Malam hari, jam delapan malam, belumlah malam, masih sore untuk ukuran kota Jakarta, saat semua sedang melepas penat dan letihnya, aku malah berjalan di antara temaram lampu jalan menuju tempat yang katanya tempat mendulang rejeki. Tengah malam, saat kesunyian mencapai puncaknya, saat semesta hening sesaat, aku masih disibukkan di depan komputer dan kertas-kertas. Jungkir balik, pagi dan siang jadi malam, malam jadi siang. Sesaat menyenangkan karena keluar dari rutinitas selama bertahun-tahun. Tetapi di antara sesaat  dan hal yang menyenangkan itu ada hal-hal yang tidak menyenangkan. Berangkat di malam hari  adalah bagian yang tidak menyenangkan, walaupun libur 2 harinya sangat sangatlah menyenangkan. Dan aku berbahagia untuk itu. J...

Menangislah...

"saat aku tertawa di atas semua saat aku menangisi kesedihanku ................................ saat aku mencoba merubah segalanya saat aku meratapi kekalahanku" by d'Massive Dengan menangis dapat memberikan keseimbangan pada jiwa.... lha kok bisa....? Jangan berpikir kalo menangis hanya karna sedih, atau meratapi sesuatu.......... Dengan menangis dapat memberikan kekuatan, dapat memberikan penerang, apa yang harus dilakukan selanjutnya, dalam kondisi emosi yang kacau.....ibaratnya seperti lentera dalam gelapnya malam..oleh karna itu menangislah.......... Katanya lho...menangis adalah salah satu cara untuk membersihkan hati...... terus mosok harus sering menangis sich....he..he.. Kalo mo jujur aku bisa sampai di sini, di Jakarta yang tak pernah terbayang sebelumnya...dibalik semuanya itu udah banyak cucuran airmata yang udah tertumpah.........kalo mau ditempatin di wadah satu ember lebih kali... he..he.. Orang tetep akan melihat aku adalah orang yang super woman....he..he...

Yang Muda

Saat muda identikkah dengan nongkrong, jalan, berhura-hura dengan uang mencari kesenangan. Bagaimana dengan yang tidak bisa memilikinya, melakukannya atau tidak ada ketertarikan dengan hal-hal itu. Disebutnya dengan ‘tidak asyik denganmu’. Sekedar itukah menjadi muda, wujud aktualisasi menjadi muda bagi yang sudah berkarya dan sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Tidak terpikirkah untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan uang yang sudah kita miliki selain untuk kesenangan pribadi yang sementara. Yang mungkin hanya bertahan sehari saja. Wujud kepemilikan karena dorongan keinginan dan tentunya hanya berkutat dengan hal-hal sendiri. Selagi muda, selagi punya uang sendiri selagi entah apalagi, ternyata hanya seperti itu sajakah. Refreshinglah yang terkadang menjadi alasan, padahal stress atau dorongan dari kerja atau lingkungan juga tidak ada. Menikmati hidup, di saat muda, seperti itukah caranya. Dan pastinya, perbedaan latar belakang, sosial keluarga akan berpengaruh dalam mena...