Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2008

Menikmati Hidup

Ternyata hidup ini sangatlah berharga. Bisa bangun di pagi hari, bernapas menghirup oksigen sepuasnya, melihat matahari yang dihiasi warna emasnya, telepon teman berbagi cerita, telepon keluarga yang bermil-mil jauhnya dan menikmati mandi pagi. Sangatlah sederhana dan tidak membutuhkan miliyar uang. Kalau dipikir adalah suatu hal yang biasa dan tidaklah penting. Tapi mungkin disinilah letak atau awal dari yang namanya menikmati hidup. Kadang perjalanan menikmati hidup ini terhentikan atau bahkan terlupakan. Karena kita terlalu disibukkan dengan namanya rutinitas. Beban pekerjaan yang banyak, karier yang harus dikejar sehingga lupa segalanya. Pertanyaaan yang selalu muncul buat apa semuanya itu? Uang? Jabatan? ataukah kekaguman dan penghormatan dari orang sekeliling kita? Dapat dipastikan bahwa semuanya itu sampai kapanpun tidak akan pernah tercukupi. Kekurangan dan kebutuhan hidup akan terus menjadi serangkaian alasan untuk mengejarnya. Yang namanya menikmati hidup tidaklah harus den

Monolog

Hari ini kulihat dia, dengan pandangan mata yang pasrah Pasrah, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan Perasaan yang tidak menentu yang tak tahu harus tertumpahkan pada siapa Karena dia tahu takkan ada yang peduli atau bakal tahu jawabnya Hati yang serasa dipukul berton-ton palu Hati yang sesak serasa tidak bisa bernapas Badan seperti tidak bertulang Menyangga tubuhpun tiada kuasa Maju tidak tahu arah, ke belakang tidak mungkin Adakah secercah kesempatan Tidak ada.......apakah harus berhenti? Terlalu naif Dia tersenyum bahkan tertawa Tertawa keras sekali kemudian meratap sendiri Kulihat dia semakin tidak berdaya....adakah jawaban, pengertian, atau uluran tangan Haruskah kukasihan? Apakah yang kulihat ini adalah penyesalan? Atau pilunya hati karna kehilangan? Atau ketakutan akan kehilangan? Kulihat dia tiada semangat Sebegitu cepatnya dirinya berubah Tak kulihat lagi semangat nya yang dulu, senyum nya lagi, impian serta harapannya yang kadang terlalu tinggi Sebegitu jatuhnya kah dir