Langsung ke konten utama

Yang Muda

Saat muda identikkah dengan nongkrong, jalan, berhura-hura dengan uang mencari kesenangan. Bagaimana dengan yang tidak bisa memilikinya, melakukannya atau tidak ada ketertarikan dengan hal-hal itu. Disebutnya dengan ‘tidak asyik denganmu’. Sekedar itukah menjadi muda, wujud aktualisasi menjadi muda bagi yang sudah berkarya dan sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Tidak terpikirkah untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan uang yang sudah kita miliki selain untuk kesenangan pribadi yang sementara. Yang mungkin hanya bertahan sehari saja. Wujud kepemilikan karena dorongan keinginan dan tentunya hanya berkutat dengan hal-hal sendiri. Selagi muda, selagi punya uang sendiri selagi entah apalagi, ternyata hanya seperti itu sajakah. Refreshinglah yang terkadang menjadi alasan, padahal stress atau dorongan dari kerja atau lingkungan juga tidak ada.

Menikmati hidup, di saat muda, seperti itukah caranya. Dan pastinya, perbedaan latar belakang, sosial keluarga akan berpengaruh dalam menanggapi dan memikirkan istilah ‘menikmati hidup’. Menikmati hidup dengan bijaksana, dengan masih berpijak akan kesadaran. Kesadaran akan kemampuan diri. Bukan menikmati hidup yang sekedar hanya untuk pelarian. Pelarian akan kesepian, pencapaian eksistensi diri yang belum tercapai, ketakutan, kekhawatiran. Sebenarnya hidup akan terasa nikmat kalau kita merasakannya secara bersama-sama dengan orang-orang terkasih, orang-orang tersayang, keluarga dan bukan hanya diri sendiri yang menikmatinya. Semakin banyak orang yang mendapatkan dan merasakan nikmat yang kita dapatkan, saya rasa hidup akan semakin lepas, terbebas dari beban yang ada di pikiran walau itupun juga tidak lama. Karena siapapun yang masih hidup akan tetap mempunyai beban pikiran tergantung bagaimana diri kita mengendalikannya. Karena apapun itu di hidup ini tidak akan bertahan lama, karena semuanya akan berlalu. Saat berlimpah, saat kaya, saat senang, saat terang, saat menyenangkan, saat kekurangan, saat sedih, saat gelap, saat muda, saat diatas, saat dibawah ingatlah selalu semuanya pasti akan berlalu. Oleh karena itu, “janganlah terlalu berlebih-lebihan dalam segala sesuatu”. Dan hanya ini pesan untuk yang muda yang sedang menikmati hidup.

nongkrong 2 Oktober 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Is he the one?

Hari ini aku datang ke acara pernikahan teman, terus terlintas lagi pertanyaan yang sama setiap kali menghadiri acara seperti ini. Kok mereka bisa yakin ya...bahwa orang yang duduk di sebelahnya (pasangannya) itu adalah ”the one”. Harus kuakui bahwa aku salut dengan orang-orang yang berani mengambil keputusan untuk menuju ke jenjang pernikahan. Rasanya hebat aja? Apalagi kalau pasangan yang menikah itu usianya masih dibawahku..he..he.. Mereka itu memutuskan menikah karena memang udah yakin kalau dia itu adalah ”the one”-nya atau karena sudah nggak tahu lagi mau ngapain karena pacaran sudah lama atau karena usia sudah mepet dengan kepala tiga atau karena desakan orang tua dan lingkungan? sederet pertanyaan itulah yang selalu ada di kepalaku. Terus, bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa “yes, he/she is the one for me”. Apakah ada semacam feeling atau firasat apa gitu waktu bertemu dengannya? Itu yang selalu kutanyakan pada teman-temanku yang sudah menikah. It is the w...

Puncak itu Semu

Disini, di episode terbaruku, kucoba untuk melihat rangkaian frame dalam episode hidupku sebelumnya. Di suatu tempat dan waktu antara 5 - 6 tahun yang lalu, masih teringat jelas, dimana dalam pikiranku saat itu, aku merasa itulah masa yang terberat dalam hidupku. Aku berkeinginan untuk sesegera mungkin dapat melampauinya, kalau perlu melangkahi masa itu. Keinginanku terlalu besar, bisa dibilang terobsesi. Pernah ada kata 'menyerah' tapi ternyata aku bisa bangkit lagi. Tetapi baru sekarang aku sadar, mungkin itulah proses yang harus aku lalui. Andai aku tidak pernah mengalami tempaan di masa itu aku tidak akan pernah sampai disini. Masih dengan segala kesadaran dan kebodohan yang aku miliki. Satu tempat satu waktu tapi ternyata tiap-tiap orang mempunyai pandangan yang berbeda. Saat ini aku berada di suatu tempat dan waktu yang dulu aku impikan, kalau hidup diibaratkan perjalanan mendaki gunung, mungkin orang akan melihat aku berada di puncaknya. Tapi ternyata, diriku yang dipand...

Menangislah...

"saat aku tertawa di atas semua saat aku menangisi kesedihanku ................................ saat aku mencoba merubah segalanya saat aku meratapi kekalahanku" by d'Massive Dengan menangis dapat memberikan keseimbangan pada jiwa.... lha kok bisa....? Jangan berpikir kalo menangis hanya karna sedih, atau meratapi sesuatu.......... Dengan menangis dapat memberikan kekuatan, dapat memberikan penerang, apa yang harus dilakukan selanjutnya, dalam kondisi emosi yang kacau.....ibaratnya seperti lentera dalam gelapnya malam..oleh karna itu menangislah.......... Katanya lho...menangis adalah salah satu cara untuk membersihkan hati...... terus mosok harus sering menangis sich....he..he.. Kalo mo jujur aku bisa sampai di sini, di Jakarta yang tak pernah terbayang sebelumnya...dibalik semuanya itu udah banyak cucuran airmata yang udah tertumpah.........kalo mau ditempatin di wadah satu ember lebih kali... he..he.. Orang tetep akan melihat aku adalah orang yang super woman....he..he...