Tidak sabar untuk menuliskannya dan merangkaikannya menjadi untaian kata-kata. Yang mungkin suatu saat akan aku buka lagi, kukenang dan mungkin akan membuatku tertawa. Tulisan tentang keadaanku sekarang yang tidak bisa melakukan apapun, tidak bisa bersikap dan mengambil keputusan. Dan yang dapat kulakukan Hanyalah Diam. Diam tidak bergerak. Hanya mengamati, menghayati dan mengambil arti. Untuk kemudian mulai untuk menikmati.
Menikmati dalam diam dan sunyi.
Dalam kesendirian dan kesunyian aku menemukan arti. Apa arti dalam diri, yang mungkin selama ini aku cari.
Kalau ditanya apakah ini bentuk dari pelarian atau kekecewaan, jawabanku adalah aku tidak tahu. Semakin aku mengerti sesuatu, semakin aku menjadi tidak tahu dan buta akan semuanya.
Hari ini aku tahu tentang satu hal, sempat membuatku terhantam, seperti biasa aku mencoba untuk mentoleransi dan berusaha tegar.
Aku akan menahannya sampai kutemukan tempat yang nyaman untuk bisa melampiaskannya. Menangis adalah bentuk pengekpresian emosi yang sejak lama aku sukai. Setelah puas dengan puluhan kali isakan, aku akan diam, menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk tenang. Berusaha untuk menguasai diri dan membebaskannya. Telah lama aku ingin melepaskannya, aku sudah jenuh dengan semua, aku ingin berjalan lagi, menikmati sejuknya pohon yang lain, tapi entah mengapa aku tidak bisa melepaskan pandanganku dan berlalu. Selalu aku yakinkan diri bahwa semua sudah berlalu. Suka atau tidak suka. Dan tidak mungkin. Itu yang selalu aku garis bawahi. Dan diriku akan selalu mengatakan "terimalah diri dan semua yang terjadi. Jangan menentang karna akan membuat tambah sakit. Akui saja semua pada diri. Ya, ternyata aku masih @#$%^&^**nya dan masih $%^%***@*%nya. Tidak ada yang salah. Everything will be fine."
Tenang dan sunyi. Dan aku mulai mencari diriku yang lain yang suka sekali memberikan kata-kata. Sehingga aku bisa menerima diri dan keadaan yang terjadi. Seperti biasa aku akan tanyakan apa jawabnya, atau apa pastinya karena aku menginginkan adanya kepastian. Dan jawaban yang diberi adalah tetaplah bertahan.
Yang kubutuhkan sekarang bukanlah kepastian karena semua dalam hidup ini adalah serangkaian ketidakpastian. Yang aku butuhkan adalah sikap untuk mentoleransinya dan mulai belajar berdiri untuk kemudian berjalan secara perlahan-lahan sambil mendengarkan the other of me from inside. Finally, feel better.
Itulah troubleshooting hari ini yang coba aku jalani, hanya model ini yang bisa aku lakukan. Hibernate tidak bisa mengatasinya hanya Restart saja yang mampu dan mudah-mudahan tidak sampai Shutdown. :P
Jakarta, January 3 2009
Menikmati dalam diam dan sunyi.
Dalam kesendirian dan kesunyian aku menemukan arti. Apa arti dalam diri, yang mungkin selama ini aku cari.
Kalau ditanya apakah ini bentuk dari pelarian atau kekecewaan, jawabanku adalah aku tidak tahu. Semakin aku mengerti sesuatu, semakin aku menjadi tidak tahu dan buta akan semuanya.
Hari ini aku tahu tentang satu hal, sempat membuatku terhantam, seperti biasa aku mencoba untuk mentoleransi dan berusaha tegar.
Aku akan menahannya sampai kutemukan tempat yang nyaman untuk bisa melampiaskannya. Menangis adalah bentuk pengekpresian emosi yang sejak lama aku sukai. Setelah puas dengan puluhan kali isakan, aku akan diam, menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk tenang. Berusaha untuk menguasai diri dan membebaskannya. Telah lama aku ingin melepaskannya, aku sudah jenuh dengan semua, aku ingin berjalan lagi, menikmati sejuknya pohon yang lain, tapi entah mengapa aku tidak bisa melepaskan pandanganku dan berlalu. Selalu aku yakinkan diri bahwa semua sudah berlalu. Suka atau tidak suka. Dan tidak mungkin. Itu yang selalu aku garis bawahi. Dan diriku akan selalu mengatakan "terimalah diri dan semua yang terjadi. Jangan menentang karna akan membuat tambah sakit. Akui saja semua pada diri. Ya, ternyata aku masih @#$%^&^**nya dan masih $%^%***@*%nya. Tidak ada yang salah. Everything will be fine."
Tenang dan sunyi. Dan aku mulai mencari diriku yang lain yang suka sekali memberikan kata-kata. Sehingga aku bisa menerima diri dan keadaan yang terjadi. Seperti biasa aku akan tanyakan apa jawabnya, atau apa pastinya karena aku menginginkan adanya kepastian. Dan jawaban yang diberi adalah tetaplah bertahan.
Yang kubutuhkan sekarang bukanlah kepastian karena semua dalam hidup ini adalah serangkaian ketidakpastian. Yang aku butuhkan adalah sikap untuk mentoleransinya dan mulai belajar berdiri untuk kemudian berjalan secara perlahan-lahan sambil mendengarkan the other of me from inside. Finally, feel better.
Itulah troubleshooting hari ini yang coba aku jalani, hanya model ini yang bisa aku lakukan. Hibernate tidak bisa mengatasinya hanya Restart saja yang mampu dan mudah-mudahan tidak sampai Shutdown. :P
Jakarta, January 3 2009
Komentar